berminat hub. 085241247919
Jumat, 25 Oktober 2013
(Business) Budidaya Ikan Kerapu
30 September 2009 pukul 3:43
Potensi perikanan yang dimiliki oleh masyarakat Bangka belum tergali dengan baik. sebagian besar para nelayan masih berorientasi dengan mengembangkan alat tangkap sederhana dengan fasilitas seadanya, namun untuk budidaya ikan laut khususnya kerapu masih minim sekali.
Apa yang dilakukan oleh masyarakat Bangka Tengah khususnya nelayan Desa Kurau patut dijadikan contoh. Nelayan Desa Kurau Saat ini sedang mengembangkan budidaya ikan kerapu di Pulau Gusung Asem dengan menggunakan metode keramba jaring apung (JPA).
Saat ini ada 3 (tiga) jenis Kerapu yang kembangkan para nelayan yakni; Kerapu Macan, Kerapu Sono dan Kerapu Bebek..
Modal usaha untuk memulai budidaya ikan kerapu ini sangat besar karena untuk 1 unit keramba jaring apung (KJA) dengan ukuran 8 meter x 8 meter membutuhkan biaya sekitar Rp.15 juta. Untuk satu unit keramba jaring apung (KJA)sanggup menampung 1.200 ekor ikan kerapu. Modal Rp.15 juta tersebut sudah termasuk drum plastik untuk ponton, jaring serta kayu.
Untuk kebutuhan pakan ikan dalam satu bulan bisa menghabiskan biaya sekitar Rp.4 juta berupa pelet namun juga bisa diberikan ikan ruca atau ikan-ikan sisa hasil tangkapan nelayan.
Ikan kerapu memasuki usia panen ketika sudah berumur 9 (sembilan) bulan dengan berat berkisar 6 hingga 7 ons per ekor. Sedangkan harga jual ikan jenis kerapu macan berkisar Rp.80.000/kg sampai dengan Rp.90.000/kg tergantung kualitas ikan kerapu tersebut.
Saat ini ikan kerapu tersebut dipasarkan ke wilayah Lampung dan sekitarnya, malahan ada pembeli yang langsung datang ke lokasi penangkaran ikan kerapu tersebut.
Jika dalam kurun waktu 9 (sembilan) bulan untuk satu keramba menghasilkan ikan kerapu sebanyak 1000 ekor maka penghasilan bersih yang diperoleh sebesar Rp.29 juta/keramba dipotong biaya pakan sebesar Rp.36 juta selama 9 bulan dan modal pembangunan keramba sebesar Rp.15 juta/keramba
Langganan:
Postingan (Atom)